Berkendara di perkotaan memang bukanlah pekerjaan yang tidak melelahkan. Bagaimana tidak, kota besar seperti Jakarta memiliki tingkat kepadatan yang tinggi sehingga kemacetan sering terjadi.
Selain itu, banyak berhenti, banyak juga manuver yang harus dilakukan, bahkan saat berhenti. Seperti masuk ke parkiran atau belok di perempatan yang padat misalnya. Tentunya melelahkan, jika mobil tidak dilengkapi power steering.
Ya, sepertinya power steering sudah menjadi fitur penunjang yang sangat standar pada masa ini. Bahkan semua mobil Hyundai di Indonesia sudah dilengkapi dengan power steering, dari Hyundai H-100 hingga Hyundai Santa Fe.
Secara umum, ada 2 sistem power steering yang sering digunakan. Sistem tersebut adalah hidrolik dan elektrik. Hidrolik merupakan sistem yang paling umum dan sistem pertama yang digunakan. Sementara, power steering elektrik baru menjadi hal umum beberapa tahun belakangan.
Pertama, mari kita bahas power steering hidrolik seperti pada H-100. Sistem ini menggunakan sebuah jalur hidrolik bertekanan untuk memperingan roda kemudi. Komponen umumnya terdiri dari sabuk, katup, silinder, tabung reservoir, dan rak kemudi.
Cara kerjanya? Prinsip tekanan cairan. Ketika roda kemudi dibelokkan, maka sistem akan mengambil cairan dari tabung reservoir menuju rak kemudi. Pada rak kemudi, terdapat katup dan silinder yang terhubung ke tabung reservoir dan sistem hidrolik tersebut.
Ketika katup terbuka, maka cairan hidrolik akan mengalir ke katup tersebut dan mendorong rak kemudi ke arah yang ditujukan. Dengan begitu, setir akan menjadi lebih ringan secara linear.
Ingat, dengan sistem hidrolik, sebaiknya tidak memarkirkan kendaraan atau mematikan kendaraan ketika setir dalam keadaan miring. Hal ini akan memberi beban berlebih pada sistem di satu sisi yang akan menyebabkan kebocoran dalam jangka panjang.
Sementara itu, pada sistem terbaru yakni electric power steering atau sering dikenal dengan EPS bekerja dengan sistem yang lebih sederhana karena elektrifikasi. Pada sistem ini, tidak ada sistem sabuk dan hidrolik yang terkadang cukup merepotkan. Hyundai Kona contohnya yang sudah menerapkan power steering elektrik.
Ada beberapa tipe EPS dalam mobil, namun prinsipnya sama, ada sensor yang mendeteksi arah putaran setir dan motor yang membantu memperingan setir.
EPS dipilih menjadi alternatif terbaru karena minim perawatan. Selain itu, EPS juga memperingan beban mesin karena mesin tidak perlu memberikan tekanan hidrolis yang biasa cukup membebani. Efisiensi mesin pun bertambah karena sistem EPS yang tidak membebani mesin.
Pada EPS juga, sah-sah saja memarkirkan mobil dalam keadaan setir belok karena tidak ada daya listrik yang mengisi motor listrik dari EPS. Jadi, kenali sistem power steering kalian ya Hyundai Lovers agar tahu cara merawatnya dengan baik.